Sejumlah ilmuwan forensik berhasil memecahkan misteri pembunuhan yang terjadi 5.500 tahun silam. Ini berkat teknologi baru yang memungkinkan mereka mempelajari luka fatal di tubuh mumi yang tewas mengenaskan.
Dilansir Telegraph, mumi yang dikenal secara resmi sebagai Gebelein Man itu telah menjadi daya tarik wisatawan yang mengunjungi British Museum sejak 1901. Dengan kondisi rambutnya yang merah, mumi itu lebih dikenal dengan julukan Ginger.
Menggunakan gambar digital dan teknologi pemindaian, para ilmuwan yakin bahwa mumi itu tewas setelah dibunuh seorang penyerang yang datang mengejutkannya. Membuat mumi itu terkapar tanpa bisa melakukan perlawanan.
Detail analisis luka-luka yang tertinggal di tubuh menunjukkan bahwa mumi itu menjadi korban pembunuhan sadis. Bahu dan tulang rusuk bagian bawah hancur akibat tusukan benda tajam yang bertubi-tubi dari arah belakang. Benda tajam itu bisa tembaga atau batu dengan panjang sekitar lima inchi.
Para ilmuwan juga mengidentifikasi bahwa mumi itu tewas saat usianya masih sekitar 18-21 tahun. Ini terlihat dari hasil pemindaian organ internal yang menunjukkan kondisi otot masih dalam perkembangan.
Daniel Antoine, kurator antropologi fisik di museum tersebut mengatakan, "Kami tidak hanya bisa mengidentifikasi bahwa Man Gebelein masih muda ketika meninggal, namun juga memastikan bahwa ia tewas akibat tusukan dari belakang."
Hasil studi ini cukup menjadi perhatian mengingat berbagai analisis manusia purba sebelumnya sangat jarang yang mampu mengungkapkan penyebab kematiannya.